Cerita Anak Durhaka Pada Ibunya Sedih Banget

loading...

Cerita Anak Durhaka Pada Ibunya Sedih Banget yang durhaka kepada orang tuanya, yang dapat dipakai sebagai pembelajaran bagi kita semua agar selalu menghormati orang tua dan tidak menyakiti mereka. Karena mereka berdua adalah keramat yang hidup di dunia ini, tidak ada yang bisa mengalahkan rasa sayang mereka terhadap anak yang mereka miliki. Hormatilah dengan penuh sayang, karena dari cerita yang memilukan berikut ini akan menyadarkan bahwa betapa berharganya mereka di dunia ini. Maka turutilah segala perintah mereka jika itu benar dan berlakulah sopan selalu dihadapan mereka.

Dari sekian banyaknya beberapa cerita anak durhaka kepada orang tua, dengan hanya membaca konten berikut yang sangatlah menyentuh hati. Dengan membaca cerita anak mengharukan banget dan sangatlah penuh dengan makna agar dapat dipahami inti dari maksud cerita, yaitu janganlah menyusahkan orang tua. Buatlah mereka senang, hargailah setiap detik, menit, jam, hari, bulan serta tahun saat mereka masih berada disamping kita. Yang selalu mendukung untuk masa depan kita, janganlah membalas dengan air tuba setelah perjuangan mereka agar kita layak mendapat kehidupan di dunia ini. Baca juga, Kata Kata Lucu

cerita anak durhaka

Cerita Anak Durhaka Sedih

Desi adalah anak yang cantik. Tetapi, kecantikannya tidak diiringi dengan kecantikan hatinya. Dia sangatlah jahat kepada ibunya, bisa dikatakan ia seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Suatu hari ia menginginkan sesuatu dan seperti biasa ia selalulah merengek dan memekasa. Desi selalulah meminta barang yang mahal-mahal kepada Ibunya. Jika tidak terpenuhi, Desi akan memarahi Ibunya serta mogok makan. Mau tak mau, Ibunya pun harus membelikan barang yang di kehendaki Desi, anaknya.

"Bu!" Panggil Desi dengan suaranya yang keras. Dengan segera, Ibunya mendatangi Desi, anak kesayangannya itu.
"I.. iya. Ada apakah nak?" Tanya Ibu dengan napas yang terengah-engah, karena capeklah sehabis berlari.
"Desi pengin tempat pensil seperti Tiara yang canggih dan terbaru!" Seru Desi ketus, sambil memaksa Ibunya agarlah di belikan tempat pensil yang di inginkannya itu.
"Tapi nak, Ibu tidak punya uang untuk mem..", Pembicaraan Ibu terputuskan oleh Desi yang langsung memotong pembicaraan.
"Pokoknya, Desi penginnya tempat pensil itu sekarang!" Bentak Desi dengan marah dan menyuruh Ibunya pergilah dari kamarnya.
Bapak yang melihat kejadian itu hanya geleng-geleng kepala dan mengelus dada. Dan sangat terpaksa, Ibunya harus membelikan tempat pensil untuk anaknya yang sangatlah di sayanginya itu.

Sorenya dalam perjalanan menuju toko buku, Ibu mengajak Desi untuk pergi ke sebuah toko buku yang menyediakan berbagai perlengkapan alat tulis sekolah. Desi melihat-lihat sekitarnya dan akhirnya mnemukan tempat pensil yang di inginkannya. Lalu, Desi segera memanggil Ibunya.
"Bu! Sini!" Panggilnya dengan lantangnya. Ibunya pun segera mendatangi anakanya yang dari tadi itu memanggilnya.

"Ada apa nak? Sudah ketemukah tempat pensilnya yang kamu mau?" Tanya Ibunya lembut. Desi mengangguk keras sambil tersenyum dan memperlihatkan tempat pensil itu yang sedang nge-tren di antara teman-temannya.
Memang, tempat pensil itu memanglah bagus. Tetapi, Ibu tak sanggup membelinya karena harganya yang terlalu mahal. Mendengar perkataan dari Ibunya, Desipun langsung marahlah dan ingin membeli tempat pensil itu sekarang.
Desi terus merengek sambil menahan amarahnya dan memegangi tangan Ibunya dengan sekencangnya, sehingga Ibu merasa mulai sakit. Lalu saat itulah langsung saja, Ibunya membayar tempat pensil itu di kasir dan kembali untuk pulang.

***

Keesokan harinya, Desipun memamerkan tempat pensilnya itu kepada teman-teman sekelasnya.
"Wah.. keren sekali ya! Desi punyai tempat pensil seperti punyanya Tiara. Berarti Desi adalah orang kaya dong!" Seru Gina, salah satu teman sekelas Desi yang baru melihat tempat pensil Desi dan sangat mirip dengan kepunyaannya Tiara.
Tiba-tiba Tiarapun datang dengan geng nakalnya dan menghampiri Desi serta teman-temannya. "Oh.. oh.. oh.. Ternyata anak bodoh seperti ini, bisa beli tempat pensil yang sama seperti punyaku ya?" Goda Tiara  degnan lebay sambil tersenyum licik kepada Desi.
"Eng.. Iya lah! Aku kan orangnya kaya raya!" Balas Desi denganketus. Tiara terlihat kesal dan kembali tersenyum licik kepada Desi yang mengakunya sebagai orang kaya.

"Nih! Gue punya HP keluaran yang terbaru! Kamu punya gak? Pastilah gak punya! Kamu kan orang miskin yang cuama mengaku jadi sok kaya! Iya kan!" Seru Tiara sambil mengeluarkan handphone tebaru miliknya.
Wajah Desi berubah menjadi merah padam sesaat setelah mendengar perkataan Tiara tadi. Desipun merasa iri serta merasa gugup. Desipun bingung harus menjawab apa dari pertanyaan tadi, sedangkan dia sudah kehabisan kata-kata.
Tiarapun melirik Desi dengan sinis dan menampilkan senyuman yang kecut. Desi semakin gugup dan akhirnya, Desipun terpaksa berbohong kepada Tiara. "Eng.. Aku punya kok! Besok akan aku bawa dan kutunjukkan padamu!" Ujarnya berbohong.
Tiara dan gengnya pun langsung meninggalkan Desi serta teman-temannya.
Kring… bel pulangpun berbunyi, tak lama setelah pembiacaan mereka.

Bel tanda pulang berbunyi. Semua anakpun berhamburan keluar kelas. Termasuk juga Desi. Dari tadi Desi masih sajalah memikirkan tentang perkataan Tiara yang memamerkan handphone miliknya tadi.
Di perjalanan, Desi berpikir, bagaimana supaya aku bisa di belikan handphone yang sama seperti punya Tiara ya? Pikirnya. Dan, think! "Aku punya ide bagus! Aku akan memintalah kepada Ibu saja!" Gumamnya dengan lirih.
Desipun mempercepat langkahnya agar sampai rumah dengan lebih awal dari biasanya. "Bu! Pak! Kenapa sepi gini?" Panggilnya.
Lalu Ibunya pun datanglah ke hadapan Desi dengan wajahnya yang murung dan sedih. Ibu berkata, "Nak, Bapak.." Ucapnya lirih, bahkan sangatlah lirih.

"Bapak kenapa Bu?" Tanya Desi dengan penasarannya dan bertanya-tanya.
"Bapak.. meninggal nak." Jawab Ibunya lemah, lesu.
Tanpa merasa sedih, Desi langsung menari-nari layaknya orang yang tidak punya akal. Kenapa tidak? Bapaknya meninggal, tapi dia malah senang?! (Jangan ditiru)
Setelah pemakaman Bapaknya selesai, Desipun masuk ke kamarnya dan bergumam. "Tanpa Bapak, aku bisa bebas! Aku bisa memarahi Ibu dan meminta semua barang yang mahal-mahal!"

***

Singkat cerita setelah meninggalnya ayah Desi. Setiap hari, Desipun selalu memarahi Ibunya walaupun masalah yang sangatlah sepele. Sampai pada puncak kemarahannya, Desi pernah membanting pintu kamarnya dengan begitu keras.
Ia melakukan seperti itulah karena Ibunya yang tidak mau membelikan kerudung yang sedang nge-tren di antara teman-temannya.

Di kamar, Desi terus saja menangis, karenanya tidak di belikan kerudung yang dia kehendaki.
"Ibu jahat! Hiks.. hiks.." Ucapnya sambil menangis dengan terisak-isak. Biasanya, jika dalam keadaan seperti ini, Ibunya selalulah menghampiri Desi untuk segera menenangkannya.
Tetapi, Ibunya tak kunjung datang. Hingga akhirnya, Desi memutuskan untuk keluar kamar serta mencari Ibunya. Ia pun berharap agar Ibunya tidaklah marah dan tidak menitikkan air mata di hadapannya nanti.
Iapun mencari Ibunya kemana-mana hingga akhirnya, ia telah menemukan Ibunya di suatu ruangan. Namun apa yang terjadi pada Ibunya saat itu? Ibunya telah tiada.

Desipun langsung hanya bisa berdiri mematung dan tidak terasa menitikkan air mata dengan derasnya. Desi tidaklah menyangka bahwa kejadiannya akan seperti ini. Desipun sangatlah menyesali semua perbuatan yang dia lakukannya selama ini.

Kini, Desi hidupnya sebatang kara. Tanpa adanya teman, tanpa adanya orang tua yang selalu menyayangi dirinya sebelumnya. Terkadanglah, Desi menangis sendiri tanpa sebab serta tertawa sendirilah. Sungguh malang nasib Desi sekarang ini.

Sekian cerita anak durhaka kepada orang tua yang penuh hikmah, kita dapat mendapat memetik pelajaran dari cerita tadi. Bahwa janganlah menyakiti orang tua kita, karena mereka yang telah membesarkan serta merawat hingga sekarang ini. Simaklah artikel menarik yang lain, yakni Cerita Motivasi

loading...
Label :
loading...

Related Post : Cerita Anak Durhaka Pada Ibunya Sedih Banget