Cerita Rakyat Indonesia Legenda Tanah Air Terbaik adalah beberapa cerita yang diceritakan secara turun temurun oleh masyarakat baik itu berupa cerita rakyat pendek yang biasa dihampar di dalam buku bacaan atau saat orang terutama kakek dan nenek yang sedang bercerita, sebab boleh jadi mereka adalah saksi hidup saat peristiwa bersejarah itu tercipta. Sebut saja malin kundang yang durhaka pada ibunya, kisah terbentuknya danau toba yang melegenda, legenda sangkuriang, beserta cerita batu menangis, dan lain sebagainya. Dalam suatu daerah yakni terletak di Jawa Tengah maupun Jawa Barat, sedangkan legenda bawang merah dan bawang putih yang sangat diminati oleh semua orang terutama anak-anak.
Di dalam cerita rakyat pendek Indonesia terdapat banyak sekali moral kehidupan agar menjadi diri yang lebih baik, karena itulah cerita rakyat dongeng sebelum tidur ini sangat bermanfaat bagi pendidikan budi perkerti buat anak tersayang. Cerita yang biasa diceritakan dalam suatu pelajaran di sekolah, agar dapat ditemukan beberapa makna yang patut untuk dicontoh. Dan sebagai cerminan bagi diri sendiri supaya terhindar dari segala peristiwa yang tidak diinginkan seperti yang terdapat dalam cerita tersebut. Di Indonesia ini, banyak sekali berbagai cerita yang begitu menarik untuk disimak, dan tidak ada salahnya jika diceritakan kembali sesekali atau sesering mungkin. Agar sejarah rakyat selalu terkenan hingga nanti dan tidak terlupakan. Simak juga, Kata Kata Mutiara
Cerita Rakyat Indonesia
Diceritakan, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai pada wilayah Sumatra. Keluarga itu mempunyai seorang anak semata wayang yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga mereka sangat miskin, maka ayahnya malin memutuskan untuk pergi merantau ke negeri seberang.Besarnya harapan malin dan ibunya, jika suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang banyak yang nantinya dapatlah untuk membeli keperluan hidup sehari-hari. Namun setelah berbulan-bulan lamanya menunggu ternyata ayah malin tidak kunjung datang kembali, hingga akhirnya pupuslah harapan Malin Kundang serta ibunya.
Setelah beberapa tahun Malin Kundang beranjak dewasa, ia pun berpikir untuk mencari nafkah ke negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman kelahiran nya, ia bisa menjadi seorang yang kaya raya dan banyak harta. Akhirnya Malin Kundang pun ikut berlayar bersama dengan seorang sahabatnya yang bekerja di kapal dagang di kampung halamannya.
Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar sekali tentang ilmu pelayaran pada beberapa orang yang sudah berpengalaman di kapal tersebut. Malin pun belajar dengan tekun tentang perkapalan dan perdagangan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, hingga akhirnya dia pun menjadi sangat mahir dalam hal perkapalan dan perdagangan.
Banyak sekali pulau sudah dikunjunginya, hingga dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-tiba saja kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh sekelompok bajak laut. Semua barang dagangan para pedagang yang berada di kapalnya dirampaslah oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar awak kapal yakni sahabat malin serta orang yang berada di kapal tersebut dibunuh dengan keji oleh para bajak laut tadi. Tapi Malin Kundang sangatlah beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut. Karena ketika peristiwa memilukan itu terjadi, si Malin segera bersembunyi pada sebuah ruang yang sangat sempit dan tertutup oleh beberapa kayu.
Malin Kundang pun terombang ambing karena ombak ditengah laut, namun pada akhirnya kapal yang ditumpanginya itu terdampar pada sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang masih ada, Malin Kundang pun berjalan menuju ke sebuah desa terdekat dari pantai. Begitu dirinya sampai di desa tersebut, Malin Kundang pun ditolong oleh beberapa masyarakat di desa tadi setelah mereka melihat si Malin yang sedang kesakitan karena menahan keadaan tubuhnya yang telah lemah.
Desa tempat Malin terdampar merupakan desa yang sangatlah makmur. Karena keuletan serta kegigihannya dalam bekerja, Malin Kundang pun menjadi berhasil menjadi seorang yang sangat kaya raya. Ia pun memiliki banyak sekali kapal dagang beserta anak buahnya yang jumlahnya bisa lebih dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang melamar seorang gadis dari ketua desa untuk menjadikannya sebagai istrinya.
Setelah beberapa lamanya menikah, Malin serta istrinya melakukan sebuah pelayaran dengan kapal yang besar, mewah, dan indah dengan disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang sangatlah banyak. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggui anaknya untuk kembali pulang pun melihat kapal yang sangat indah itu, berlabuh di pulau tempat kelahirannya. Ibunya langsung melihat adanya dua orang yang sedang berdiri dengan gembira di atas kapal. Beliau sangat yakin kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya, yakni Malin Kundang yang sedang berdampingan dengan istrinya.
Cerita Rakyat Jelata Dongeng Anak Kecil
Malin Kundang pun mulai turun dari kapal. Ibunya yang telah memperhatikan dari jauh pun mulai mendekat. Setelah cukup dekat, ibunya memperhatikan Malin Kundang lalu melihat belas luka dilengan kanan anaknya tersebut, maka semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia dekati itu adalah benar Malin Kundang. "Malin Kundang, wahai anakku, mengapa kaunya pergi begitu laman tanpa ada mengirimkan kabar pada ibumu ini?", kata ibunya dan langsung memeluk Malin Kundang. Namun Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya itu serta mendorong wanita yang sudah tua renta itu hingga terjatuh. "Dasar wanita tidak tahu diri, sembarangan saja kau mengaku sebagai ibuku segala", kata Malin Kundang pada wanita lemah itu.
Dia padahal sudahlah mengetahui bahwa wanita itu adalah ibunya namun dia berpura-pura tidak mengenali ibunya, karena dirinya malu dengan ibunya yang sudah tua dan mengenakan baju dengan kain yang sudah lusuh. "Benarkah wanita itu adalah ibumu?", Tanya istri Malin Kundang. "Tidak, dia hanyalah seorang pengemis yang berpura-pura mengaku sebagai ibukku agar dia mendapatkan harta ku ini", jawab Malin Kundang kepada istrinya.
Mendengar pernyataan dan diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang hanya bisa menangis pasrah. Dia pun tidaklah menduga anaknya akan menjadi anak durhaka. Karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ibu Malin hanya bisa berdoa kepada Tuhan "Oh Tuhan, kalau benar dia adalah anakku, maka aku sumpahi dia menjadi sebuah batu". Setelah itu tidak berapa lama kemudian angin di laut mulai kencang dan badai pun bergemuruh dengan dahsyatnya. Lalu datang dan menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah kapal itu tenggelam, tubuh Malin Kundang terseret ke tepi pantai dan perlahan menjadi kaku hingga lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi sebuah batu yang menyerupai batu karang.
Demikianlah cerita rakyat Malin Kundang pendek serta singkat, semoga dapat menjadi pembelajaran agar tidak berbuat buruk pada orang tua. Karena dia yang telah membesarkan kita dari kecil hingga dewasa, maka hormatilah mereka selagi mereka masih ada atau masih hidup. Simak pula artikel yang lain, yakni Cerita Horor