Cerpen Remaja Sedih Bikin Nangis Banget Terbaru 2017

loading...

Cerpen Remaja Sedih Bikin Nangis Banget Terbaru 2017 saat masih SMA yang paling sedih namun romantis saat membacanya, tentang kehidupan atau pengalaman yang berharga. Karena roda waktu tidak bisa kembali lagi, seandainya waktu bisa terulang kembali ke masa yang indah dulu dengan pacar tercinta. Atau kekasih yang paling disayang. Cerpen singkat sekaligus mengharukan untuk disimak, hingga tidak terasa air mata menetes membasahi pipi. Sebagai sesuatu hal yang bisa bikin hati jadi galau karena kesedihan dari cerita dari hati yang paling dalam.

Melalui beberapa paragraf yang tersemat dalam cerpen remaja tentang cinta sedih terbaru 2017 masa kini, betul-betul membuat suasana hati menjadi remuk hingga hancur tidak beraturan. Karena dari segi cerpen remaja paling mengharukan namun romantis, yang akan selalu terkenang untuk selama-lamanya. Seakan dunia ini mau kiamat, jika akan ditinggalkan oleh orang yang paling dicintai dan disayangi. Tapi hanya dengan keikhlasan, semua akan menjadi baik-baik saja. Dengan merelakan kepergian dirinya, dan asalkan dia bahagia selalu bersama dengan yang lain. Baca juga, Cerita Motivasi

cerpen remaja sedih

Cerpen Remaja Mengharukan

Aku Sudah Menunggumu
Kau lirik jam tangan hitamlah yang melingkari pergelangan tangan kirimu dengan perasaan campur aduk. Kesal, bingung, gelisah. Kau perhatikanlah keadaan sekelilingmu. Sudah sepi. Kau bahkan lupa sudah berapa lama kaunya duduk terdiam seperti itu. Kau ingin segera beranjak pergi, kalau saja kau tidak ingatlah janjimu untuk menunggu.

Kau dengar saat derap langkahnya mendekat dan kaupalingkan wajahmu menuju sumber suara. Kau lihat dia, berdirilah dia membungkuk sambil menopangkan kedua tangan tepat di lututnya. Napasnya memburu, kau langsung tahulah bahwa dia baru saja berlari.
"Ma, maaf aku terlambat!" Susah payah dianya mengucapkan kata-kata itu. Tampak olehmu butiran peluhnya yang meleleh di sisi kiri dan kanan wajahnya sebagai tanda bahwa dia sangat lelah. Secara keseluruhan, jelaslah bahwa sosoknya saat itu terlihat menyedihkan. Namun kaunya terlalu kesal untuk bersimpati. Kau beranjaklah bangun dari posisi dudukmu dan berkata dengan nada sedingin es, "Cepatlah sedikit, aku mau pulang."

Menunggunya
Lewat ekor matamu, kaulihat dia menatapmu dengan sedih. Dia sekalah peluhnya dengan tangan, lalu mulai berjalan mendekatimu yang telah mendahuluinya dari tadi.
"Sudah berapa lama kau menunggu di sini?" dia bertanya.
"Terlalu lama sampai-sampai akunya lupa berapa lama persisnya."
"Oh... Maafkanlah aku. Sebab banyak hal yang harus aku selesaikan tadi..."
"Aku tahu itu."
Heningpun hinggap, kemudian hanya langkah dari kaki kalianlah yang terdengar. Kau tenggelam dalamnya kekesalanmu sementara ia tenggelam dalam penyesalannya. Kalau saja ini bukanlah hari terakhir kalian bertemu, kau pasti sudahlah menolak mentah-mentah untuk menungguinya. Berpisah selama seminggu bukanlah waktu yang singkat. Sudah biasanya kau bayangkan bagaimana sepinya harimu tanpa dirinya.

Tak terasanya kalian berdua sudahlah sampai di depan pintu rumahmu. Beginilah rutinitas yang kalian lakukan sejak dulu, hingga kau menunggui dirinya pulang dari kegiatan klubnya. Kemudian dianya akan langsung mengantarmu pulang. Kaunya masih terlalu kesal untuk berbicara padanya, karena itu kau langsunglah menghambur masuk ke pekarangah rumah. Namun dianya lebih cepat. Dicekalnya lenganmu itu, membuatmu mau tak mau membalikkan badan dan menatap wajahnya.
"Aku akan segera berangkat besok. Apakah kau mengingat tentang hal itu?" Tanyanya dengan lirih. Mungkin hanya perasaanmu saja, tapi kau lihat sepasang mata darinya yang tengah berkaca-kaca.
"Tak mungkin aku lupakan hari itu." Jawabmu dengann ketus.

Dia melonggarkan cekalan tangannya dengan seketika, kemudian berganti menggenggam lembut tanganmu.
"Aku tahu kaunya masih marah padaku. Tapi kumohon, doakanlah aku ini. Tanpanya, aku tak akan berhasil." dia memohon belas kasih.

Kaupun menelan ludah. Hati kecilmu merasakan iba, tapi egomu lah terasa lebih nyata. Rasa pedih di dadamu akibat merasa diabaikan kembali menyerangmu. Kaunya kembali teringat bagaimana sepinya tadi saat kau sedang menunggui dirinya. Teringat entahlah berapa janji bertemu yang kalian batalkan, hanya karena dianya sibuk mempersiapkan diri untuk kegiatan klubnya. Juga belasan panggilanlah tak terjawab serta pesan singkat yang dikirim tak terbalas yang kau alamatkan pada nomor ponselnya.
"Akan kudoakan sebelum tidur nanti." kau berkata pelan padanya. Cerpen Remaja Mengharukan

Mendengar itu, dia pun tersenyum. Dia segera mendekat, lalu dikecupnya keningmu itu dengan lembut, seperti biasa yang elah dia lakukan sebelumnya.
"Tunggu aku, ya. Aku akan sangat merindukanmu."
Kau mendesah. Lagi-lagi dia memintamu menunggu.

***

Kaunya tak pernah merasa terguncang ini sebelumnya.
Pertama kalilah diberitahu lewat telepon, saat itu kau hanya bisa terpaku, sementara beberapa temanmu menangis tersedu-sedu ikut merasakan kepedihanmu itu. Kaunya tak bisa memercayai pendengaranmu sendiri. Tak mungkin kaunya berkata, tak mungkin dia mengalami hal seburuk itu. Sudah sering kali dia bepergian untuk hal semacam ini, dan selalulah dia pulang kembali dengan selamat. Dia akan memelukmu begitu kalian bertemu, dan kemudian menceritakan pengalaman dirinya dengan penuh semangat.

Namun kini, kaunya hanya bisa melihatnya berbaring tak berdaya. Selang dan kabel-kabel disekitar tubuhnya saling menyilang, seolah memperumit keadaan dirinya. Monitor di sampingnya tidaklah banyak membantu, hanya mengeluarkan bunyi yang pelan sembari menampilkan gambaran berupa rangkaian bukit bergerigi. Kaunya hanya berusaha mengingat-ingat tentang apa yang pernah dikatakan dirinya tempo hari mengenai benda itu, tapi dia tak mampu. Yang kau ingat hanyalah semua sikap egois darimu sehari sebelum keberangkatan dirinya, serta ketidak hadiranmu untuk mendoakan keselamatan serta keberhasilan untuknya.
Oh Tuhan, apalah yang telah kulakukan?

Kau pun mulai teringat peluhnya yang menetes kala ia berlari menghampirimu pada hari itu. Kini, air matamu lah yang menetes dengan tak henti-henti. Teringatnya pada genggaman lembut dari tangannya saat dianya memintamu mendoakan dirinya. Kini, tangan itu hanyalah mampu tergolek lemah di sisi tubuhnya.
"Maafkan aku, maafkan aku." Tangismu tersedu-sedu.

Seolah mampu mendengar ratapanmu yang pilu, tangannya yang lemah itu bergerak dengan pelan. Diikuti kedua buah matanya yang perlahan terbuka. Mata kalianpun saling bertatapan.
"Kau... menangis?" tanya dirinya.

Tangan itu pun menyentuh pelan sisi samping wajahmu, lalu mengusap airmatamu yang mengalir. Dengan susah payah dia tersenyum dan berkata.
"Aku... sudah menunggumu."

Kaunya pun terkesiap. Sesuatu yang entah apa, telah membuka mata hatimu. Selama ini bukan dirimu yang menunggunya, melainkan dia. Kau memanglah menungguinya pulang dari kegiatan klub selama berjam-jam, tetapi dianya sudah menunggu hampir berbulan-bulan akan hadirnya perhatian serta pengertian dari dirimu. Barulah sekarang kau ingat, tak pernah sekalipun kau bersikap untuk menyemangatinya, memastikan dirinya sudah makan dengan teratur, atau bahkan sekedar menyeka peluhnya yang menetes kala rasa lelahlah seusai belajar menyergap dirinya seutuhnya. Tak pernah ingatkah kau berdoa untuk kesuksesan dirinya, yang kala itu saat ia tengah berjuang demi masa depan dirinya. Namun begitulah, dia tak pernahlah mengeluh padamu. Justru kaulah yang selalu bersikap egois dan bertingkah konyol. Dan yang kaunya selalu mendapat adalah senyuman manis serta sebuah kecupan di kening.

Tangismu itu pun meledak sekuatnya. Kaupun menggenggam tangannya dengan seerat-eratnya seolah tak sudi untuk melepaskan dirinya. Kau pun berkata.
"Aku tak akan pernah meninggalkanmu. Aku akan selalu menunggumu sampai kapanpun."
"Aku tahu itu." jawabnya lirih.

Sekianlah sepotong cerpen remaja menyentuh hati terbaru 2017 yang dapat bermanfaat sebagai pedoman hidup saat masih remaja ataupun sudah dewasa nanti. Semuanya akan terasa indah pada waktunya, jadi hargai serta manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya. Simak pula artikel yang lain Cerita Lucu

loading...
Label :
loading...

Related Post : Cerpen Remaja Sedih Bikin Nangis Banget Terbaru 2017